Cari Blog Ini

Rabu, 28 Desember 2011

Model Pembelajaran Perolehan Konsep (Concept Attainment Model)

            Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model perolehan konsep menurut Hamzah (2008:10) dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. Brunner dkk. yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan munculnya sebuah konsep.­­­­­
            Pendekatan pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu (Hamzah, 2008:10). Pendekatan pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran lebih dititikberatkan pada mengenalkan konsep baru, melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis.
  1. Prosedur Pembelajaran
            Suatu konsep diperoleh melalui tiga tahap yaitu: Pertama adalah tahap kategorisasi, yaitu upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Masuk ketahap selanjutnya, setelah kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategori-kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep (concept formation). Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan perolehan konsep.
            Melalui model ini, perolehan konsep didasarkan pada kondisi reseptif siswa dan sifatnya lebih langsung. Artinya guru lebih banyak memimpin. Model ini terdiri dari tiga tahapan mengajar. Pertama, guru menyajikan data kepada siswa. Setiap data merupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebut dapat berupa peristiwa, orang, objek, cerita dan lain-lain. Siswa diberi tahu bahwa dalam daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yang memiliki kesamaan. Mereka diminta untuk memberi nama konsep tersebut dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri-cirinya.
            Tahap kedua, siswa menguji perolehan konsep mereka. Pertama dengan cara mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut. Atau kedua dengan memunculkan contoh mereka sendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasikan kebenaran dari dugaan siswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka untuk merevisi konsep yang masih kurang tepat.
            Tahap ketiga, mengajak siswa untuk menganalisis/mendiskusikan strategi sampai mereka dapat memperoleh konsep tersebut. Dalam keadaan sebenarnya, pasti penelusurna konsep yang mereka lakukan berbeda-beda. Ada yang memulai dari umum, ada yang mulai dari yang khusus dan lain-lain. Akan tetapi, perbedaan strategi diantara siswa ini menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk memilih strategi mana yang paling tepat dalam memahami suatu konsep tertentu.
Aplikasi
            Model pembelajaran ini sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu konsep baru atau untuk mengajar cara berpikir induktif kepada siswa. Model ini juga relevan diterapkan untuk semua umur dan semua tingkatan kelas. Bagi anak-anak, konsep dan contohnya harus lebih sederhana dibandingkan untuk anak tingkatan kelas yang lebih tinggi. Terakhir, model ini juga dapat merupakan alat evaluasi yang efektif bagi guru untuk mengukur apakah ide-ide atau konsep-konsep penting yang baru saja diajarkan telah dikuasai oleh siswa atau tidak.
            Model pemahaman konsep efektif digunakan dalam pembelajaran TIK karena menekankan bagaimana seseorang berfikir. Model ini terdiri atas model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membentuk konsep dan memecahkan masalah yang menggunakan simbol-simbol. Dengan demikian sangat tepat dalam pembelajaran TIK karena dalam mempelajari TIK menuntut untuk berfikir agar dapat memahami konsep fakta dan hukum-hukum serta dapat menerapkan konsep itu menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
            (Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd. _ Model Pembelajaran)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More