Cari Blog Ini

Kamis, 08 Maret 2012

contoh produk yang pernah gagal di pasaran

A. Pendahuluan
Ketatnya persaingan pasar dan perubahan – perubahan  yang terjadi di pasar membuat para pemasar harus menerapkan sebuah strategi yang tepat untuk dapat bertahan dan mengikuti perubahan pasar serta bahkan tampil sebagai pemimpin pasar. Strategi reposisi merupakan salah satu alternatif strategi perubahan yang dapat diterapkan oleh pemasar dalam situasi dan kondisi pasar tertentu. Penerapan strategi ini harus dilakukan dengan berlandaskan pada pemahaman akan konsep dasar reposisi merek, fokus pada kebutuhan konsumen, kepekaan akan perubahan pasar, serta didukung oleh seluruh komponen yang ada dalam perusahaan.
Kondisi pasar yang demikian menyebabkan semakin tinggi dan ketatnya persaingan antar pemasar dalam merebut pangsa pasar yang pertumbuhannya lambat atau stagnan. Untuk dapat bertahan dan merebut ”kue pasar”  yang ada, para pemasar berlomba – lomba melakukan aktivitas – aktivitas pemasaran yang positif dan inovatif seperti menawarkan berbagai kemudahan bagi konsumen dalam pembelian barang konsumsi, pemberian berbagai macam fasilitas, penawaran produk – produk baru, dsb. Disamping itu ketatnya persaingan juga menimbulkan kondisi persaingan yang bersifat negatif seperti adanya perang harga maupun penipuan kepada konsumen, dan lain sebagainya.
            Produk – produk perusahaan dengan merek yang sudah ”mapan” (establish brand) juga mengalami kondisi persaingan yang sama beratnya dengan produk – produk bermerek baru ataupun merek yang kurang populer. Sehingga merek yang sudah mapan harus berjuang agar tidak kalah dengan merek – merek  yang baru.
Ada banyak strategi yang dapat digunakan untuk bertahan dan menang dalam persaingan. Salah satu strategi jitu yang dapat digunakan oleh pemasar adalah dengan menggunakan strategi manajemen merek seperti strategi co-branding, brand extention, brand acquisition, brand repositioning dan masih banyak strategi manajemen merek lainnya.
Berikut adalah contoh produk yang pernah gagal di pasarkan tetapi dapat bangkit kembali dan berkembang dengan menggunakan salah satu dari strategi manajemen dari merek.

B. Contoh Produk Yang Pernah Gagal Di Pasarkan
“GREEN SANDS”
Terkadang suatu merek memiliki pangsa pasar yang rendah atau mengalami stagnasi pertumbuhan pasar, bukan karena implementasi faktor bauran pemasaran (marketing mix) yang salah. Tetapi bisa jadi karena salah dalam menentukan target pasar atau kurang memahami karakter dan keinginan dari konsumennya.
Salah satu contoh merek yang melakukan reposisi untuk mengganti target pasar konsumennya adalah merek Green Sand. Merek ini pada awalnya menyasar segmen pasar minuman kategori shandy dengan kandungan alkohol dibawah satu persen. Respon dari konsumen kurang baik sebab kategori minuman shandy kurang begitu dikenal dan disukai oleh masyarakat Indonesia sehingga penjualan dan pertumbuhan pasar Green Sand lambat dan stagnan.
Untuk mengatasi masalah ini, manajemen PT Multi Bintang Indonesia yang juga produsen minuman beralkohol merek Bir Bintang, melakukan reposisi merek Green Sand dari kategori minuman shandy menjadi minuman ringan berkarbonasi yang memiliki pangsa pasar triliunan rupiah. Reposisi merek ini dilakukan dengan meluncurkan tiga varian rasa tanpa alkohol dengan kemasan kaleng 300 ml dan botol 200 ml. Dengan dukungan komunikasi pemasaran yang gencar dan menyasar remaja sebagai target pasar maka tingkat penjualan Green Sand naik sampai tiga kali lipat. (Suara Pembaharuan,2004)
C. Pembahasan
            Dari kasus di atas dapat kita bagaimana pentingnya perencanaan dan strategi dalam menentukan target pasar (konsumen) yang kita tuju. Seperti kasus pada minuman Green Sand di atas, awalnya target yang di tuju oleh produk minuman ini adalah segmen pasar minuman shandy yaitu minuman yang berkadar alkohol di bawah satu persen. Tetapi bagi para peniknat minuman beralkohol, minuman ini di sebut minuman ‘banci’ karena minuman ini tidak dapat membuat penikmatnya merasakan ‘Fly’ seperti minuman beralkohol lainnya. Tetapi, bagi umat beragama khususnya umat muslim, minuman ini tetap saja di nilai haram dan tidak boleh di konsumsi karena mengandung alkohol meskipun berkadar di bawah satu persen sehingga perkembangan minuman ini sangat lamban dan stagnan.
            Selanjutnya pihak manajemen produsen minuman ini menyadari kelemahan yang di alami oleh produknya, sehingga mengganti target pasar minuman ini dari pasar minuman shandy menjadi minuman berkarbonasi. Strategi penggantian pasar seperti ini di sebut dengan istilah Reposisi. Reposisi ini adalah salah satu alternatif yang dapat diimplementasikan oleh pemasar untuk dapat bertahan dan tampil sebagai pemenang dalam ”perang” yang terjadi di pasar konsumen.
            Seperti yang dilakukan oleh pihak manajemen dari produsen Green Sand, strategi reposisi ini harus diimplementasikan pada momentum yang tepat untuk dapat memberikan hasil dan dampak yang efektif dalam peningkatan pangsa pasar. Momentum tersebut biasanya adalah sebagai berikut :
1.      Pada waktu banjirnya penawaran – penawaran produk baru.
2.      Pada saat merek yang sudah mapan tidak dapat memberikan penawaran akan fitur atau varian yang sama dengan yang telah ditawarkan oleh merek – merek baru (new brand).
3.      Ketika citra temporer dibutuhkan pada kategori – kategori produk tertentu sebagai akibat dari adanya perubahan psikografis konsumen.
4.      Jika suatu merek ingin mengganti target pasar mereka karena minat pembelian yang rendah atas suatu kategori produk.
5.      Ketika suatu merek ingin mengkomunikasikan penawaran – penawaran baru yang lebih menarik.
Pada kasus Green Sands di atas, pihak manajemen produsen Green Sands melakukan reposisi produknya di karenakan inggin mengganti target pasar mereka karena minat pembelian produk tersebut rendah.
Setelah reposisi pada produk Green Sands ini dilakukan, penjualan produk ini meningkat drastis hingga naik tiga kali lipat dari penjualan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa strategi reposisi yang dilakukan oleh produsen Green Sands ini telah berhasil dan membawa minuman Green Sands menjadi salah satu minuman yang di perhitungkan keberadaannya di Indonesia.


D. Kesimpulan
Di tengah ketatnya persaingan, strategi Reposisi dapat menjadi alternatif solusi untuk membuat suatu merek dapat bertahan dan bahkan tampil sebagai pemimpin pasar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan studi kasus singkat yang telah dipaparkan dan diulas sebelumnya.
            Strategi reposisi ini tidak dapat diimplementasikan pada setiap kondisi persaingan pasar untuk semua kategori produk. Tetapi dalam penerapannya, ada beberapa situasi dan kondisi persaingan pasar dimana strategi reposisi tersebut merupakan solusi yang paling efektif di dalam mengatasi ketatnya persaingan dan jenuhnya pertumbuhan pasar.
Penerapan strategi reposisi tidak dapat dilakukan secara sembarang atau asal jalan saja tetapi strategi tersebut harus dilakukan secara benar dan didukung oleh seluruh komponen perusahaan. Tanpa adanya pemahaman yang benar akan konsep dasar reposisi, kepekaan akan kondisi dan perubahan pasar, pemahaman akan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta pengenalan akan kekuatan dan kelemahan merek ataupun perusahaan induknya maka strategi reposisi ini akan ”mandul” dan hanya akan menghabiskan sejumlah uang perusahaan.








DAFTAR PUSTAKA
·         Wibowo Satriyo A, 2004 ”Diversifikasi untuk Meraih Peluang Pasar Nonalkohol”, Suara Pembaharuan edisi 1 September 2004, Jakarta.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More